Sabtu, 04 Desember 2010

Sejarah Singkat Stasi St. Fransiskus Xaverius Naimata



Tahun 1946: Iman Katolik mulai bertumbuh di Kampung Naimata. Berawal dari satu kepala keluarga (dua orang), perlahan-lahan bertumbuh dan berkembang menjadi tujuh orang sebagai cikal-bakal berdirinya Gereja sebagai Umat Allah di Kampung Naimata ini.

Ketika itulah Gereja sebagai gedung, tempat merayakan iman pun mulai didirikan. Tepatnya bulan November 1946. Bermula dengan menggunakan rumah milik umat sebagai gereja.

Tahun 1947: Didorong oleh kesadaran iman umat, mulailah digagas untuk mendirikan gereja sendiri. Gagasan sadar itu berbuah berdirinya sebuah gedung gereja sederhana berdinding dan beratap daun.

Perlahan tapi pasti, seiring perjalanan waktu, searas dengan makin berkobarnya iman umat, diperbaikilah gedung seadanya itu menjadi gedung gereja semi permanen setengah tembok, beratap daun. Persisnya, pada tahun 1949. Dengan gedung gereja demikian, umat merayakan imamatnya selama kurang lebih 18 tahun.

Tahun 1967: Dibangun gedung gereja permanen, tembok dan beratap seng sebagaimana tampak sekarang. Sempat mengalami pemugaran sedikit, tanpa mengubah bentuk pada tahun 1997, gedung gereja ini nyaris terlupakan, setelah pusat paroki, Paroki St. Yosef Pekerja,  dipindahkan ke Penfui.

Gedung gereja St. Fransiskus Xaverius ini, di balik keterbelakangannya, memiliki nilai historis, nilai sejarah sebagai salah satu gedung gereja tertua di Kota Kupang. Karena itu, mulai tahun 2007, digagas pembangunan gedung gereja stasi yang representatif dan layak. Tahun 2008, gagasan tersebut mulai direalisasi, dimulai dengan pembangunan fondasi, lalu sempat terhenti karena keterbatasan sumber daya.

Tahun 2010: Oktober, mulai digagas lagi kelanjutan pembangunan gereja baru. Rabu (17/11/2010), gagasan kelanjutan pembangunan diwujudkan melalui pencanangan tiang pertama yang dimaknai sebagai gerakan membangun kebersamaan. Hanya melalui kebersamaan, pembangunan dapat dilanjutkan dan diselesaikan.

Alhasil, semangat kebersamaan yang terjalin melalui gerakan ini mendorong seluruh umat, bahu- membahu mendirikan bukan hanya satu tiang, tetapi 10 tiang. Tepatnya, Minggu 28 November 2010, umat Stasi Namata bersama-sama menyelesaikan pembangunan 10 tiang utama gedung gereja.*

Sumber: Dewan Pastoral Stasi Naimata

4 komentar:

  1. Kasihan ya, kapelanya sudah sangat reyot. Umat harus kompak untuk membangun kapela baru untuk mengganti kapela ini. Sediakan tempat yang istimewa untuk Tuhan. Kepada yang berkelebihan dan tergerak hatinya, ayo dong bantu umat Katolik Naimata dalam membangun kapela ini. Bantuan bisa berupa tenaga, pikiran, uang dan bahan-bahan bangunan. Sudah banyak yang mulai membantu, siapa berikutnya?

    BalasHapus
  2. Alamat dan Lokasi dari Gereja ini dimana ? Tidak ada di Google Map ?

    BalasHapus
  3. Alamat dan Lokasi dari Gereja ini dimana ? Tidak ada di Google Map ?

    BalasHapus
  4. Kisah yg patut di arsip dg baik, karena lisah ini kelak yg menjadi petunjuk kepada kita

    BalasHapus